Aliran Klasik Pendidikan - Mustofa Abi Hamid's Blog

Update

Sunday, January 2, 2011

Aliran Klasik Pendidikan

A. ALIRAN EMPIRISME
Bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pebawaan tidak dipentingkan.
Pengalaman yang diperoleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulasi-stimulasi. Dari alam bebas maupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk program pendidikan.


Tokohnya adalah John Locke (1932-1704) yang mengembangkan teori “ Tabularasa” anak lahir ke dunia bagaikan kertas putih yang bersih. Pengalaman empirik yang diperoleh dari lingkungan yang berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan anak. Tokoh lainnya adalah Ivan Pavlov, dengan Classical Conditioning, E. Thorndike BF. Skinner “ Operant Conditioning atau Instrumental Learning, serta NE.Miller dan J.Dollard dengan” Social Learning yang berkem- bang menjadi Participant Modeling” oleh A. Bandura.

B. ALIRAN NATIVISME
Bertolak dari Leibnitzian tradition yang menekan kemampuan dalam diri anak sehingga faktor lingkungan, termasuk pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil pendidkan ditentukan oleh pembawan yang sudah diperoleh sejak lahir.
Schopenhauer (178-1860) Bayi itu lahir sudah dengan pembawan baik dan buruk. Olweh karena itu hasil akhir pendidikan ditentukan oleh pembawan sejak lahir. Bagi nativisme lingkungan sekitar tidak ada artinya sebab lingkungan tidak akan berdaya dalam mempengaruhi perkembangan anak.

Terdapat suatu pokok pendapat aliran nativis me yang berpengaruh luas yakni bahwa dalam diri individu terdapat suatu “inti” pribadi (G.Leibnitz: monad) yang mendorong manusia untuk mewujudkan diri, mendorong manusia dalam menentukan pilihan dan kemauan sendiri, dan yang menempatkan manusia sebagai makhluk aktif yang mempu nyai kemauan bebas. (Humanistic Psychologi/ Phenomenologis Carl Rogers dl).
Variasi Phenomenologis/Humaistic:
1. Pendekatan aktualisasi diri atau non direktif (client centered) dari Carl Rogers dan Abraham Maslow
2.Pendekatan “Personal Constructs” G. A. Kely yang menekankan betapa pentingnya memahami hubungan transaksional antara manusia dan lingkungannya sebagai bekal awal memahami perilakunya.
3.Pendekatan “Gestalt”
4.Pendekatan “ Search for meaning” dengan aplikasinya sebagai Logotherapy” dari Viktor Franki yang mengungkapkan pentingnya semangat (human spirit) untuk mengatasi berbagai tantangan/ 77masalah yang dihadapi.

C. ALIRAN NATURALISME
J.J. Rousseau (1712-1778) Berpendapat bahwa semua anak yang baru lahir mempu- nyai pembawan baik. Namun pembawaan yang baik itu akan menjadi rusak karena dipengaruhi oleh lingkungan. Pendidikan yang diberikan oleh orang dewasa malahan dapat merusak pembawaan anak yang baik itu. Aliran ini juga disebut negativisme, karena berpendapat bahwa pendidik wajib membiarkan anak pada alam, dengan kata lain pendidikan tidak diperlukan.
Anak harus dijauhkan dari segala keburukan masyarakat yang serba dibuat-buat (artificial) sehingga kebaikan anak yang diperoleh secara alamiah sejak lahir dapat secara spontan dan bebas. Ia mengusulkan perlunya permainan bebas untuk mengembangkan pembawanya, kemampuanya, dan kecenderungannya. Pendidikan, harus dijauhkan dalam perkem- bangan anak, karena hal itu dapat menjauh- kan anak dari segala hal yang bersifat dibuat-buat dan dapat membawa anak kembali ke alam untuk mempertahankan segala yang baik.

D. ALIRAN KONVERGENSI
Perintis aliran ini adalah William Stern (1871- 1939), seorang ahli pendidikan Bangsa Jerman. Ia berpen- dapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawa- an buruk. Dalam proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting. Bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu. Sebaliknya lingkungan yang baik tidak dapat menghasil- kan perkembangan anak yang optimal kalau pada diri anak tidak terdapat bakat yang diperlukan untuk mengembangkan itu.

Ada berbagai variasi pendapat tentang faktor-faktor mana yang paling penting dalam menen tukan perkembangan itu. Hal ini tercermin dalam perbedaan dalam strategi yang tepat untuk memahami perilaku manusia; seperti strategi disposisional/ konstitusional, phenome- nologis /humanistik, behavioral, mau- pun psikodinamik/ psikoanalitik dsb.
Dalam hal teori belajar muncul variasi teori/ model Behavioral a.l (belajar Tuntas, Model Belajar Kontrol Diri Sendiri, Model simulasi, dan Model Asertif). Rumpun Model Pemprosesan Informasi (Model Inkuiri, Model Presentase Kerangka dasar atau Advance Organizer, dan Model Pengembangan Berfikir). Dll. Peran guru, fasilitator ataukah informator, teknik penilaian pencapaian siswa dengan test objektif atau esei, perumusan tujuan pembelajaran (behavioral, peran pada teknologi pemelajaran The Teaching Mechine, Belajar berprogramma dll).

Mustofa Abi Hamid
Physics Education ‘09
Lampung University
Jln. Soemantri Brojonegoro no.13 Gedung Meneng Bandarlampung Post Code : 35145
HP : 0856.6666.090
e-mail :abi.sma4@gmail.com
abi.unila@yahoo.com

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad