Komitmen Nahdlatul Ulama (NU) terhadap Perjuangan Bangsa Indonesia - Mustofa Abi Hamid's Blog

Update

Friday, January 28, 2011

Komitmen Nahdlatul Ulama (NU) terhadap Perjuangan Bangsa Indonesia

Pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, pasukan sekutu menjatuhkan bom atomnya di Kota Hiroshima dan Nagasaki yang menyebabkan Jepang menyerah tanpa syarat kepada pasukan Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945. Sehingga rakyat Indonesia memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia pada hari Jum’at tanggal 17 Agustus 1945. Dengan proklamasi ini berakhirlah pendudukan Jepang Indonesia selama 3,5 tahun sejak tahun 1942 yang sebelumnya mengambil alih pemerintahan colonial Belanda yang telah lebih dulu menjajah bangsa Indonesia selam 350 tahun.


Akan tetapi beberapa saat setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, tentara sekutu datang kembali ke Indonesia dengan dalih melucuti persenjataan Jepang yang telah dinyatakan kalah dengan pihak sekutu pada Perang Dunia II. Namun ternyata kedatangan pasukan sekutu di Indonesia diboncengi oleh NICA. Ternyata kedatangan mereka ingin menegakkan kembali kolonialisme Belanda yang telah berkuasa di Indonesia selama 3,5 abad.Rakyat Indonesia menentang keras kehadiran mereka dan memberikan perlawanan yang sengit untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang baru saja diproklamirkan. Hal ini mengakibatkan pecahnya pertempuran kedua belah pihak di beberapa kota di Indonesia. Pertempuran itu pun meletus di kota Surabaya yang terjadi pada tanggal 10 November 1945 yang dikomandoi oleh Jenderal Sudirman dan Bung Tomo bertempur mati-matian melawan tentara musuh.

Para pimpinan NU dan warganya juga ikut mengambil bagian dalam pertempuran ini. KH. Wahid Hasyim dan KH. Zainul Arifin misalnya yang aktif memimpin pasukan Hizbullah maju ke garis depan bersama-sama pejuang-pejuang rakyat.

Resolusi Jihad

Situasi pertempuran di Surabaya semakin sengit. Pada saat-saat genting ini, NU memanggil seluruh konsulnya di Jawa dan Madura, dan mengadakan pertempuran di kota guna membahas situasi pertempuran yang semakin kritis. Dalam pertempuran yang meletus pada tanggal 22 November 1945 itu, NU mencetuskan Resolusi Jihad, yang isinya sebagai berikut :
1) Kemerdekaan Indonesia yang memproklamirkan pada 17 Agustus 1945 wajib dipertahankan.
2) Republik Indonesia sebagai satu-satunya pemerintahan yang sah, wajib dibela dan diselamatkan.
3) Musuh Republik Indonesia, terutama Belanda yang datang membonceng tugas-tugas tentara Sekutu dalam masalah tawanan perang bangsa Jepang tentulah akan menggunakan kesempatan politik dan militer untuk kembali menjajah Indonesia.
4) Umat Islam, terutama Nahdlatul Ulama, wajib mengangkat senjata melawan Belanda dan kawan-kawannya yang hendak menjajah kembali Indonesia.
5) Kewajiban tersebut adalah suatu jihad yang mehjadi kewajiban setiap orang Islam (fardlu ‘ain) yang berada pada jarak radius 94 km (jarak dimana umat Islam diperkenankan Sholat Jama’ dan Qoshor). Adapun mereka yang berada diluar jarak itu berkewajiban membantu saudara-saudaranya yang berada dalam radius 94 km tersebut.

Dengan dicetuskannya resolusi jihad oleh NU, perlawanan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia semakin bertambah gigih, terutama di kalangan pejuang-pejuang Islam. Banyak pejuang-pejuang Islam yang bergabung dengan pasukan Hizbullah dan Sabilillah untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. KH. Masykur yang aktif memimpin pasukan Sabilillah memainkan peranan penting dalam kancah pertempuran ini. Demikian pula KH. Wahab Hasbullah yang memimpin pasukan Mujahidin mengorganisasi para kiai dan ulama untuk ikut terjun ke dalam kancah pertempuran ini. Bersama kekuatan-kekuatan rakyat revolusioner, pasukan Mujahidin, Hizbullah, dan Sabilillah mengadakan perlawanan yang gigih melawan tentara musuh.

Resolusi jihad yang dikumandangkan NU ikut pula memberikan inspirasi dan memotivasi para pejuang Muslim untuk terjun ke kancah pertempuran di beberapa kota, seperti Plagan, Ambarawa, Semarang, Bandung, dll. slogan yang dikumandangkan oleh para kiai dan ulama serta kaum Muslimin umumnya adalah “Hidup Mulia atau Mati Syahid di Jalan Allah” dan “Cinta Tanah Air adalah Bagian dari Iman”. Slogan inilah yang telah membakar semangat juang kaum muslimin dalam pertempuran mempertahankan kemerdekaan Indonesia.


Mustofa Abi Hamid
Physics Education ‘09
Lampung University
Jln. Soemantri Brojonegoro no.13 Gedung Meneng Bandarlampung Post Code : 35145
HP : 0856.6666.090
e-mail :abi.sma4@gmail.com
abi.unila@yahoo.com
www.mustofaabihamid.blogspot.com

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad